Civitas Akademika Lembaga Pendidikan Islam Raudhatul Ulum I Meranti Mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia ke 72. Semoga semakin maju, aman, damai dan sejahtera.! Tantangan Madrasah di Era MEA dan Solusinya | RAUDHATUL ULUM I MERANTI

Selasa, 15 September 2015

Tantangan Madrasah di Era MEA dan Solusinya

Masyarakat Ekonomi Asean atau yang lebih dikenal dengan MEA sudah berada di depan mata. Dengan semakin dekatnya MEA tersebut, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, masyarakat Indonesia harus bersiap menyambutnya.
Dalam hal ini pemerintah juga harus turut serta mempersiapkan masyarakat untuk bisa memasuki era tersebut melalui program dan kebijakan masing-masing departemen sehingga tujuan baik dari MEA bisa tercapai dengan baik.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah di bidang pendidikan adalah
dengan menghidupkan kembali sekolah menengah kejuruan dengan harapan masyarakat dalam hal ini peserta didik bisa siap bekerja dan bersaing dengan tenaga kerja lain di tingkat Asean setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.
Selain itu, untuk menjamin kualitasnya pemerintah memberikan dana yang jumlahnya fantastis demi terwujudnya sekolah-sekolah kejuruan yang berkualitas baik untuk sekolah kejuruan negeri maupun swasta. Masyarakat pun berlomba-lomba mendirikan sekolah kejuruan baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan.
Masyarakat pun lambat laun mulai meninggalkan madrasah dan lebih memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah kejuruan dengan harapan kelak anaknya bisa siap kerja ketika lulus sekolah. Ketika masyarakat memiliki mind-set demikian, tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi keberadaan madrasah baik di daerah perkotaan ataupun pedesaan.
Mengapa demikian? Tentu karena masyarakat secara perlahan mulai meninggalkan madrasah, secara perlahan masyarakat mulai berubah pola pikirnya ke arah yang hanya mementingka duniawi saja tanpa lagi memikirkan akhirat.
Bagaimana menanggapi isu-isu tersebut dan bagaimana cara mengatasinya? Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama sebagai instansi induk dari madrasah bersama tokoh a
gama memiliki peranan yang penting dan strategis untuk mengembalikan citra madrasah dan mengangkat derajat madrasah sehingga madrasah tidak lagi menjadi pilihan alternatif namun sebaliknya menjadi pilihan pertama dan utama masyarakat.
Para tokoh agama dan dewan guru wajib memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa alumni madrasah tidak hanya siap menjadi ustadz, alumni madrasah tidak hanya siap menjadi guru ngaji, alumni madrasah tidak hanya bisa membaca khutbah jumat. Namun lebih dari itu, alumni madrasah juga siap menghadapi segala tantangan zaman.
Sementara itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama bersama madrasah harus bahu-membahu untuk bisa tampil maju menjawab tantangan tersebut. Caranya? Dengan menciptakan dan memperbanyak kegiatan ekstra-kurikuler yang bersifat melatih jiwa entrepreneurship dan melatih keterampilan peserta didik seperti menjahit, percetakan, otomotif, multi-media, komputer, dll.
Sehingga masyarakat tidak perlu lagi lari ke sekolah kejuruan agar anaknya siap bekerja karena di madrasah pun peserta didik juga dibekali keterampilan. Sehingga lebih jauh, motto yang mengatakan “Madrasah lebih baik, lebih baik madrasah” memang pantas disematkan kepada madrasah. Dan kalau boleh saya tambahkan “Apapun zamannya, madrasah pilihannya”.
(Oleh: Salman, S.Pd)

0 komentar:

Posting Komentar