Masyarakat Ekonomi Asean atau yang lebih dikenal dengan MEA sudah berada di depan mata. Dengan semakin dekatnya MEA tersebut, maka mau tidak mau, suka atau tidak suka, masyarakat Indonesia harus bersiap menyambutnya.
Dalam
hal ini pemerintah juga harus turut serta mempersiapkan masyarakat
untuk bisa memasuki era tersebut melalui program dan kebijakan
masing-masing departemen sehingga tujuan baik dari MEA bisa tercapai dengan baik.
Salah
satu upaya yang dilakukan pemerintah di bidang pendidikan adalah
dengan menghidupkan kembali sekolah menengah kejuruan dengan harapan masyarakat dalam hal ini peserta didik bisa siap bekerja dan bersaing dengan tenaga kerja lain di tingkat Asean setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.
dengan menghidupkan kembali sekolah menengah kejuruan dengan harapan masyarakat dalam hal ini peserta didik bisa siap bekerja dan bersaing dengan tenaga kerja lain di tingkat Asean setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.
Selain itu, untuk
menjamin kualitasnya pemerintah memberikan dana yang jumlahnya fantastis
demi terwujudnya sekolah-sekolah kejuruan yang berkualitas baik untuk
sekolah kejuruan negeri maupun swasta. Masyarakat pun berlomba-lomba
mendirikan sekolah kejuruan baik di daerah perkotaan maupun di daerah
pedesaan.
Masyarakat pun lambat laun
mulai meninggalkan madrasah dan lebih memilih untuk menyekolahkan
anaknya di sekolah kejuruan dengan harapan kelak anaknya bisa siap kerja
ketika lulus sekolah. Ketika masyarakat memiliki mind-set demikian,
tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi keberadaan madrasah baik
di daerah perkotaan ataupun pedesaan.
Mengapa
demikian? Tentu karena masyarakat secara perlahan mulai meninggalkan
madrasah, secara perlahan masyarakat mulai berubah pola pikirnya ke arah
yang hanya mementingka duniawi saja tanpa lagi memikirkan akhirat.
Bagaimana
menanggapi isu-isu tersebut dan bagaimana cara mengatasinya? Pemerintah
dalam hal ini Kementerian Agama sebagai instansi induk dari madrasah
bersama tokoh a
gama memiliki peranan yang penting dan strategis untuk
mengembalikan citra madrasah dan mengangkat derajat madrasah sehingga
madrasah tidak lagi menjadi pilihan alternatif namun sebaliknya menjadi
pilihan pertama dan utama masyarakat.
Para
tokoh agama dan dewan guru wajib memberikan pemahaman kepada masyarakat
bahwa alumni madrasah tidak hanya siap menjadi ustadz, alumni madrasah
tidak hanya siap menjadi guru ngaji, alumni madrasah tidak hanya bisa
membaca khutbah jumat. Namun lebih dari itu, alumni madrasah juga siap
menghadapi segala tantangan zaman.
Sementara
itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama bersama madrasah harus
bahu-membahu untuk bisa tampil maju menjawab tantangan tersebut.
Caranya? Dengan menciptakan dan memperbanyak kegiatan ekstra-kurikuler
yang bersifat melatih jiwa entrepreneurship dan melatih keterampilan
peserta didik seperti menjahit, percetakan, otomotif, multi-media,
komputer, dll.
Sehingga masyarakat
tidak perlu lagi lari ke sekolah kejuruan agar anaknya siap bekerja
karena di madrasah pun peserta didik juga dibekali keterampilan.
Sehingga lebih jauh, motto yang mengatakan “Madrasah lebih baik, lebih
baik madrasah” memang pantas disematkan kepada madrasah. Dan kalau boleh
saya tambahkan “Apapun zamannya, madrasah pilihannya”.
(Oleh: Salman, S.Pd)
0 komentar:
Posting Komentar